
Mendaki gunung sudah menjadi life style yang digandrungi oleh banyak kalangan, baik kalangan laki-laki dan perempuan serta tua dan muda. Tentunya mereka memiliki alasan beragam untuk mendaki gunung, misalnya: untuk melihat banyak pemandangan yang indah. Fenomena tersebut merupakan sebuah fenomena positif, sebab mendaki gunung memiliki banyak dampak positif bagi kehidupan manusia, seperti: memberikan kesehatan pada fisik dan psikis.

Walaupun terlihat mudah, pada kenyataannya mendaki gunung tidak seperti bayangan kebanyakan orang ataupun seperti kegiatan wisata lain pada umumnya yang cukup tinggal berjalan, dilanjutkan dengan foto-foto dan selesai. Mayoritas medan yang akan dilalui di gunung adalah menanjak, bahkan ada yang curam, dan di gunung tidak ada kendaraan. Lebih dari itu, gunung merupakan alam bebas yang penuh dengan ruang ketidakpastian. Hal tersebut mengindikasikan mendaki gunung berarti menantang bahaya yang dapat menjelma menjadi malapetaka.

Banyak pendaki yang mengalami kecelakaan selama mendaki gunung, seperti: cedera, meninggal dunia ataupun hilang. Akan tetapi, tidak semua pendaki mengalami kecelakaan. Untuk menghindari kecelakaan selama pendakian, terdapat banyak hal yang harus disiapkan, seperti:
1. Persiapan Mental
Kondisi mental yang baik dibutuhkan dalam mendaki gunung sehingga pendaki tidak mudah putus asa ketika mendapatkan kesulitan pada saat mendaki gunung.
Cara untuk mempersiapkan mental dalam sebuah pendakian adalah dengan memiliki alasan yang positif dan kuat untuk mendaki gunung. Ketika mental sudah siap maka pendakian gunung dapat lebih bermakna dan berjalan baik.
2. Persiapan Fisik
Mendaki gunung merupakan kegiatan yang keras dan berat. Oleh sebab itu, seseorang yang akan mendaki gunung harus memiliki fisik yang sehat dan bugar.
Joging dan bersepeda merupakan latihan yang sesuai untuk persiapan mendaki gunung, hal tersebut disebabkan karena latihan tersebut memperkuat otot kaki yang akan sangat diandalkan ketika mendaki gunung. Selain itu otot punggung dan bahu juga perlu dilatih untuk menopang perlengkapan yang akan dibawa. Durasi latihan dilakukan selama sekitar 20-30 menit dan sebanyak 3-4X dalam satu minggu.
3. Menentukan tujuan gunung yang akan ditempuh
Dengan mengetahui gunung yang akan dituju maka kita dapat mempelajari medan yang akan dilalui selama mendaki gunung. Pada umumnya medan yang akan dilalui adalah menanjak, akan tetapi selain menanjak tiap gunung juga memiliki karakter tersendiri yang tentunya menjadi tantangan yang harus dilalui, seperti: Gunung Semeru dengan jalur pasir atau Gunung Kerinci dengan jalurnya yang curam.
4. Menentukan waktu pendakian gunung
Cuaca memiliki peran penting dalam suatu pendakian. Mendaki gunung pada musim hujan memiliki bahaya tambahan yang dapat meningkatkan risiko untuk terjadi kecelakaan, seperti: jalan yang menjadi licin sehingga menyebabkan seseorang mudah tergelincir, terdapatnya petir yang dapat menyebabkan seseorang tersambar petir, timbulnya kabut yang dapat menghalangi lapang pandang seseorang, dan cuaca yang dingin meningkatkan risiko hipotermi (kondisi suhu tubuh di bawah normal yang dapat mengakibatkan kematian).
5. Premenstrual Syndrome
Menstruasi merupakan peristiwa alami yang dialami perempuan. Terdapat fase Premenstrual Syndrome (PMS) sebelum menstruasi berlangsung. PMS merupakan masalah kesehatan yang terdiri dari sekumpulan gejala fisik dan psikis. Gejala fisik yang dirasakan seperti: berat badan bertambah, nyeri otot, dan nyeri punggung. Adapun gejala psikis yang timbul, seperti: depresi dan perasaan yang berubah-ubah. PMS timbul pada waktu tertentu saja dan hal itulah yang menyebabkan PMS kerap kali diabaikan.
PMS dapat mempengaruhi kondisi fisik dan psikis pendaki perempuan yang berpotensi menghambat jalannya sebuah pendakian gunung. Oleh sebab itu memperhatikan pola menstruasi merupakan hal yang penting agar pendakian berjalan dengan baik.
6. Perlengkapan yang memadai
Tentunya banyak peralatan pribadi yang harus di bawa selama mendaki gunung. Hal tersebut dilakukan agar pendakian berjalan nyaman dan aman. Idealnya peralatan yang dibawa selama mendaki adalah yang nyaman dan efisien. Jenis peralatan pribadi yang harus dibawa saat mendaki gunung bisa baca daftar di bawah ini!
- Mendaki gunung menuntut mobilitas fisik yang tinggi, oleh sebab itu gunakan pakaian yang nyaman dan cepat menyerap keringat sehingga kita tetap merasa nyaman selama pendakian. Dan gunakan sepatu selama pendakian untuk meminimalisir cedera.
- Udara di gunung cenderung dingin maka jaket, kaus kaki, sarung tangan, dan sleeping bag merupakan bawaan yang wajib dibawa untuk menghalau rasa dingin agar terhindar dari hipotermi.
- Mengingat cuaca yang tidak dapat diprediksi, maka jas hujan menjadi menjadi barang bawaan yang tidak boleh ketinggalan saat mendaki gunung. Jadi, kapanpun waktu pendakian berlangsung pastikan untuk selalu membawa jas hujan.
- Tentunya di gunung tidak ada penerangan sama sekali maka head lamp dapat dijadikan pilihan sebagai alat bantu penerangan selama di gunung.
- Alat-alat lainnya seperti: perlengkapan makan, perlengkapan sholat, alat untuk kebersihan diri, dan kantong plastik.
7. Berdoa
Pendakian yang lancar dan sukses tentunya menjadi impian tiap insan yang mendaki gunung. Alangkah baiknya segenap daya serta upaya yang dilakukan dalam serangkaian kegiatan pendakian diiringi oleh do’a. Hal itu disebabkan karena terdapat kekuatan yang berada diluar jangkauan manusia yang meliputi seluruh kehidupan. Tentunya kekuatan tersebut juga memegang kendali penuh atas seluruh kegiatan pendakian. Kekuatan itu hanya dimiliki oleh Tuhan Yang Maha Esa, maka berdoa merupakan senjata yang ampuh agar pendakian berjalan lancar dan sukses.
Referensi:
Sukarmin, Yustinus. (1995). Persiapan fisik bagi pendaki gunung: sebuah alternatif pencegahan kecelakaan. Cakrawala Pendidikan, No 1, Tahun XIV.