
Danau merupakan genangan air yang sangat luas dan dikelilingi oleh daratan dengan pergerakan air yang mengalir tenang. Air yang berada di dalam danau berasal dari berbagai sumber, seperti: air hujan, aliran sungai, sumber mata air, dan cairnya gletser. Secara umum danau memiliki fungsi penting untuk pembangunan dan kehidupan manusia yang meliputi: penyedia air, sumber perikanan, pendukung pertanian, dan habitat keanekaragaman hayati.
Danau memiliki panorama yang indah. Siapapun akan berdecak kagum melihat keelokannya. Pepohonan yang mengelilingi danau membuat udara terasa segar. Suara gemericik air mampu memberikan ketenangan pada jiwa. Panorama yang indah, udara segar, dan ketenangan menjadikan danau turut berfungsi sebagai sarana rekreasi.
Danau dapat dijadikan sebagai tempat untuk menghabiskan waktu sejenak. Suasana danau jauh dari hiruk pikuk kehidupan yang acapkali menimbulkan stress. Dan juga ada berbagai aktivitas yang dapat kita lakukan sehingga badan dan pikiran menjadi terasa rileks. Berikut ini adalah beberapa danau dengan keelokan panoramanya yang dapat dijadikan sebagai destinasi wisata untuk rekreasi: Danau Gunung Tujuh, Ranu Kumbolo, Danau Taman Hidup, dan Danau Segara Anak.
Daftar Isi:
Danau Gunung Tujuh

Danau Gunung Tujuh merupakan danau kaldera yang tercipta akibat letusan Gunung Tujuh dimasa silam. Danau ini berada pada ketinggian sekitar 1950 meter di atas permukaan laut (mdpl) di Desa Pelompek, Kecamatan Kayu Aro, Kabupaten Kerinci, Jambi. Dengan ketinggian tersebut membuat kondisi air terasa lebih dingin dan sejuk.

Hamparan tujuh gunung yang mengelilingi Danau Gunung Tujuh memancarkan panorama yang indah sekaligus unik. Gunung-gunung yang mengelilingi Danau Gunung Tujuh meliputi: Gunung Tujuh (2732 mdpl), Gunung Hulu Sangir (2330 mdpl), Gunung Madura Besi (2418 mdpl) Gunung Lumut (2350 mdpl), Gunung Hulu Tebo (2525 mdpl), Gunung Selasih (2230 mdpl), dan Gunung Jar Panggang (2469 mdpl).
Danau Gunung Tujuh dicapai dengan jalan setapak dimulai dari pos pendakian. Waktu tempuh yang diperlukan sekitar dua sampai tiga jam. Perjalanan akan terasa menyenangkan sebab banyak pepohonan menjulang tinggi menjadi pemandangan asri yang akan ditemui selama perjalanan. Tidak hanya itu, akan terdengar suara-suara hewan yang seolah saling bersahutan juga turut mengiringi perjalanan.
Ranu Kumbolo

Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru memiliki enam ranu. Salah satu diantaranya adalah Ranu Kumbolo. Ranu Kumbolo merupakan danau kaldera yang dapat ditemukan pada ketinggian sekitar 2400 mdpl di Desa Ranu Pani, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Danau seluas 15 ha ini menjadi bagian dari Suku Tengger dan merupakan tempat yang akan dilewati oleh para pendaki gunung menuju Puncak Gunung Semeru.

Ranu memiliki arti danau sedangkan Kumbolo memiliki arti tempat berkumpul, sehingga Ranu Kumbolo memiliki pegertian: “danau tempat berkumpul”. Banyak orang menjadikan Ranu Kumbolo sebagai destinasi wisata camping. Panorama indah ketika sunrise merupakan moment yang dinanti oleh banyak orang. Jikalau beruntung, kita bisa melihat milky way yang dengan anggunnya memamerkan pesonanya dimalam hari.
Danau Taman Hidup
Masih di bilangan Jawa Timur, dengan melipir sedikit ke Gunung Argopuro yang dikenal dengan jalur pendakian terpanjang di Pulau Jawa. Akan tetapi, di sana terdapat hidden gems yang sangat indah sehingga banyak orang menjadikan Gunung Argopuro sebagai destinasi rekreasi. Hidden gems tersebut dikenal dengan nama Danau Taman Hidup.

Danau ini terletak pada ketinggian 1980 mdpl dengan luas sekitar 11 ha. Panorama indah Danau Taman Hidup semakin tampak dengan tumbuhnya Ilalang yang mengelilingi Danau Taman Hidup. Di sana terdapat dermaga kayu yang merupakan tempat yang tepat untuk menikmati Danau Taman Hidup dan sekaligus merupakan tempat iconic Danau Taman Hidup. Jika beruntung kita bisa memandang gemerlap nan elok milky way yang merupakan hiasan langit di malam hari.

Akan tetapi, dibalik pesonanya yang mengagumkan terdapat kisah mistis yang mengiringi Danau Taman Hidup. Konon, Danau Taman Hidup dijaga oleh Dewi Rengganis yang merupakan anak dari selir Raja Majapahit. Dewi Rengganis digambarkan sebagai sosok yang sangat cantik dan akan marah dengan menurunkan kabut jika ada yang berbuat kegaduhan. Terlepas dari benar atau tidaknya kisah tersebut, ada baiknya kita menjaga sikap sebaik mungkin di manapun kita berada, seperti ungkapan sebuah pepatah ” Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung”.
Danau Segara Anak

Danau Segara Anak terbentuk sebagai akibat dari letusan Gunung Rinjani, akan tetapi ada juga yang berpendapat bahwa Danau Segara Anak terbentuk sebagai akibat dari Letusan Gunung Samalas. Segara anak memiliki arti anak laut karena memiliki air yang jernih dan juga berwarna biru seperti laut. Danau ini merupakan bagian dari kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani dan dapat dijumpai pada ketinggian sekitar 2010 mdpl.

Di bagian tengah Danau Segara Anak terdapat anakan Gunung Rinjani yang bernama Gunung Barujari sehingga pemandangan Danau Segara Anak semakin indah. Pemandangan Gunung Barujari pernah diabadikan dalam bentuk uang kertas Rp 10.000 tahun 1998. Jikalau beruntung, kita bisa melihat pemandangan langit malam yang akan tampak begitu anggun dengan keberadaan milky way.

Desa Sembalun merupakan jalan yang sering kali dilalui guna mencapai Danau Segara Anak. Perjalanan ini akan cukup melelahkan dan menguras tenaga karena medan yang dilalui cukup terjal. Tidak hanya itu, dibutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk mencapai Danau Segara Anak. Sebelum tiba di Danau Segara Anak kita akan menjumpai tempat yang dikenal dengan nama Plawangan. Senada dengan Danau Segara Anak, Plawangan memiliki pemandangan yang juga indah. Mengingat perjalanan yang ditempuh cukup panjang, maka bermalam di Plawangan adalah pilihan terbaik sebelum tiba di Danau Segara Anak.