
Masjid Agung Sunda Kelapa merupakan salah satu masjid besar nan megah yang berada di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Masjid ini merupakan salah satu tempat yang sering kali dijadikan sebagai destinasi wisata religius khususnya bagi umat Islam.
Bangunan masjid yang menyerupai sebuah kapal menjadikan Masjid Agung Sunda Kelapa menjadi masjid yang unik. Keunikan Masjid Agung Sunda Kelapa semakin bertambah sebab tidak terdapat kubah dan bedug yang merupakan ciri khas masjid di Indonesia pada umumnya. Namun, siapa sangka dibalik keunikannya tersebut, terdapat sejarah panjang yang mengiringi pembangunan Masjid Agung Sunda Kelapa.

Sejarah Masjid Agung Sunda Kelapa
Masjid Agung Sunda Kelapa didirikan atas dasar inisiatif warga Menteng yang menginginkan adanya masjid sebagai sarana ibadah di wilayah Menteng. Pembangunan tersebut dilakukan secara swadaya oleh masyarakat setempat.
Pada tahun 1951 warga yang diwakili oleh beberapa orang mengajukan pembangunan masjid kepada walikota. Akan tetapi, pengajuan tersebut tidak diterima oleh walikota. Berdasarkan hal itu, keinginan untuk memiliki masjid belum dapat diwujudkan.
Baca Juga: I’tikaf? Masjid Agung Sunda Kelapa Aja
Usaha untuk membangun masjid kembali diupayakan pada tahun 1966. Dengan membentuk sebuah kepanitian pembangunan masjid, usaha tersebut mendapat restu dari Gubernur DKI Jakarta, yaitu Bapak Ali Sadikin. Pembangunan masjid menjadi semakin mantap dengan dukungan tokoh nasional seperti AH Nasution. Setelah itu, dibentuk Yayasan Islam Sunda Kelapa yang dilengkapi dengan notaris.
Gubernur memberikan dua pilihan sebagai lokasi pembangunan masjid, yaitu: Lapangan Persija atau Taman Sunda Kelapa. Pembangunan masjid dimulai pada tahun 1969 dengan Ir. Gustaf Abbas (Dosen Fakultas Teknik UI) sebagai arsitek masjid.
Baca Juga: Masjid Istiqal: Buka Puasa Sampai Tarawih Berjemaah.

Akan tetapi pembangunan sempat terhenti karena terkendala biaya yang tidak mencukupi. Untuk mengatasi persoalan tersebut, Pemda DKI mengambil alih pembangunan masjid hingga akhirnya pembangunan masjid dapat dilanjutkan kembali dan selesai pada Maret, 1971. Masji Agung Sunda Kelapa diresmikan pada tanggal 31 Maret 1971 oleh Gubernur DKI, yaitu Bapak Ali Sadikin.
hi