Etika batuk

Paru merupakan organ di dalam tubuh yang berhubungan langsung dengan udara dan merupakan tempat terjadinya pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida. Persediaan oksigen dalam tubuh merupakan hal esensial untuk kehidupan. Kurang atau tidak adanya oksigen dalam tubuh selama beberapa saat dapat menyebabkan kerusakan sel yang tidak dapat diperbaiki hingga menyebabkan kematian.

Dalam waktu 24 jam, paru-paru akan menampung udara dalam jumlah yang sangat banyak sehingga paru memiliki kemungkinan besar akan mengalami kerusakan akibat terpapar bahan berbahaya, seperti: partikel debu, gas yang mengandung racun, jamur, kuman, atau virus penyebab penyakit yang terkandung di dalam udara. Berdasarkan hal itu, mekanisme pertahanan yang baik diperlukan oleh paru untuk mencegah infeksi dan mengurangi risiko dari pengaruh buruk bahan-bahan yang mengenainya. Mekanisme pertahanan tubuh untuk melindungi paru terdiri dari berbagai jenis, seperti: batuk dan bersin.

Baca Juga: Tuberkulosis Serta Gejala Yang Muncul.

Daftar Isi:

Etika Batuk
Etika batuk

Batuk

Batuk merupakan refleks yang sangat penting untuk melindungi saluran parnapasan dengan cara menghalau benda asing yang akan masuk ke dalam saluran pernapasan. Banyak individu normal yang batuk pada pagi hari untuk membersihkan saluran pernapasan dari lendir yang terkumpul selama tidur. Refleks batuk dapat juga muncul ketika seseorang tersedak makanan.

Akan tetapi, sering kali batuk tidak hanya untuk mengeluarkan benda asing yang akan masuk ke dalam saluran pernapasan saja. Batuk dapat juga disebabkan oleh adanya penyakit pada saluran jalan napas. Hal tersebut merupakan mekanisme untuk membersihkan jalan napas dari dahak atau lendir yang disebabkan adanya infeksi pada saluran jalan napas. Selain itu, batuk juga dapat menyebabkan penyebaran penyakit yang disebabkan oleh kuman, jamur, atau virus.

Batuk Efektif

Batuk berdahak akan mengakibatkan bersihan jalan napas tidak efektif sehingga berisiko menimbulkan sesak. Teknik batuk efektif dapat digunakan untuk membantu mengatasi kondisi tersebut. Tata cara batuk efektif, ialah:

  1. posisi duduk tegak dan rileks,
  2. napas dalam dan agak lambat,
  3. tahan napas sejenak (sekitar 3 sampai 5 detik) kemudian hembuskan secara perlahan, jika memungkinkan hembuskan napas melalui mulut,
  4. ambil napas kedua, tahan sejenak, dan batukkan dengan kuat melalui dada, gunakan dua batuk pendek yang benar-benar kuat.

Ulangi cara di atas sesuai kebutuhan.

Bersin

Senada dengan batuk, bersin merupakan mekanisme pertahanan untuk melindungi jalan napas dari benda asing yang akan masuk, seperti: debu atau kotoran. Akan tetapi, bersin juga merupakan sinyal adanya suatu penyakit dalam tubuh dan dapat menyebabkan penyebaran penyakit.

Baca Juga: Tuberkulosis (TB) Kini Sembuh Lebih Cepat

Etika Batuk dan Bersin

Batuk dan bersin dapat menjadi sarana penyebaran penyakit dalam bentuk droplet (partikel air liur yang kecil) melalui perantara udara. Satu kali batuk dapat menghasilkan sekitar 3000 droplet, sedangkan satu kali bersin dapat menghasilkan sekitar 5000 droplet. Penyebaran droplet bergantung pada besar atau kecil droplet dan juga bergantung pada kekuatan individu yang bersin atau batuk. Ketika individu menderita influenza dan kemudian mengalami batuk atau bersin maka akan menghasilkan droplet yang dapat terbang hingga sekitar 1,8 meter.

Penyebaran kuman atau virus penyebab penyakit dapat melalui beberapa cara, seperti:

  1. kontak langsung dengan jarak dekat,
  2. kontak tidak langsung melalui permukaan dan benda yang tercemar oleh droplet,
  3. kontak tidak langsung melalui perantara udara dengan jarak lebih jauh.

Berbagai usaha dapat dilakukan untuk mencegah penularan penyakit pernapasan termasuk dengan melakukan etika batuk. Etika batuk merupakan praktik sederhana berupa tata cara batuk yang baik serta benar dan dapat dilakukan setiap hari. Dengan melakukan etika batuk maka penyebaran kuman atau virus dapat dibatasi. Berikut merupakan cara batuk yang baik dan benar:

  1. menjauh dari orang-orang sekitar,
  2. tutup hidung dan mulut menggunakan tisu. Jika tidak menemukan tisu, gunakan lengan atas bagian dalam ketika batuk atau bersin,
  3. buang tisu yang sudah dipakai ke dalam tempat sampah dengan segara,
  4. cuci tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun atau hand sanitizer, dan
  5. menggunakan masker.

Referensi:

Carpenito, Lynda Juall. (2000). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Terj. Monica Ester. Jakarta: EGC.

Dhand, Rajiv dan Jie Li. (2020). Coughs and Sneezes: Their Role in Transmission of Respiratory Viral Infections, Including SARS-CoV-2. Diakses pada 08/08/2024.

Djojodibronto, Darmanto. (2009). Respirologi. Jakarta: EGC.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Flyer Etika Batuk. Diakses pada 08/08/2024.

Moore, Lawrence. (1999). Kedokteran Respirasi. Terj. Fathiyah Isbaniyah. Jakarta: FKUI.

Written by

Setya Thamarina

Menulis adalah salah satu caraku belajar untuk menjadi pribadi yang lebih teroganisir.