
Judul Buku: The Dragon Republic.
Penulis: R. F. Kuang.
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama.
Genre: Fiksi Sejarah.
Alih Bahasa: Angelic Zaizai.
The Dragon Republic merupakan kisah lanjutan dari buku The Poppy War. The Dragon Republic mengambil latar belakang Cina pada abad ke-19. Buku ini sarat akan nilai-nilai mitologi masyarakat Cina.
The Dragon Republic membicarakan perang saudara untuk memperebutkan wilayah kekuasaan. Bagaimana seseorang yang dengan terperici dan dalam waktu bertahun-tahun mempersiapkan perang untuk mewujudkan ambisinya memperoleh kekuasaan. Tipu daya dan pengkhianatan dilakukan untuk memperoleh kemenangan. Kondisi tersebut dimanfaat sebaik mungkin oleh pihak asing yang ternyata memiliki kepentingan tersendiri.
Rin yang merupakan tokoh utama dalam buku ini adalah seorang perempuan muda yang juga sekaligus seorang prajurit. Dalam tubuh Rin bersemayam Sang Dewa Pendendam, yaitu Phoonenix yang dengan kondisi tersebut membuat Rin dapat mengeluarkan api dari dalam tubuhnya. Rin memiliki trauma psikis yang sangat hebat sehingga menyebabkan ia menjadi seorang pecandu opium. Satu-satunya yang menjadi obsesi dalam hidup Rin adalah balas dendam dengan cara membunuh Su Daji yang yang diduga merupakan akar dari semua hal yang terjadi dalam hidup Rin. Rin dengan segala kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya telah dijadikan senjata yang dimanfaatkan oleh segelintir orang untuk mendapatkan ambisi pribadinya.

Tentang penulis:
Rebecca F. Kuang adalah adalah seorang penulis yang telah memenangkan: Locus, Nebula, Crawford, dan British Book Awards. Dia juga termasuk dalam daftar Forbes Under 30 Class of 2024. R. F. Kuang mendapatkan gelar MPhil dalam studi Tiongkok dari Cambridge dan gelar MSc dalam studi Tiongkok kontemporer dari Oxford.
Sinopsis
Rin bersama teman-temannnya dengan kekuatan yang amat terbatas mengatur strategi untuk membunuh Su Daji yang diduga kuat merupakan penyebab dari kekacauan yang sudah terjadi. Akan tetapi usaha tersebut belum membuahkan hasil seperti yang diiginkan. Dengan gagalnya usaha pembunuhan tersebut, Su Daji semakin meningkatkan kewaspadaan akan muculnya musuh secara tiba-tiba yang dapat membunuhnya.
Dalam kondisi yang semakin terpuruk, muncul Vaisra yang merupakan Panglima Perang Naga. Kehadiran Vaisra dalam kehidupan Rin merupakan angin segar bagi Rin yang memiliki trauma psikis. Panglima Perang Naga disertai armada laut yang kuat beserta jumlah pasukan yang banyak menawarkan kerja sama kepada Rin untuk membunuh Su Daji. Dengan berbagai pertimbangan, maka Rin dan teman-temannya memilih bergabung dengan Panglima Perang Naga untuk membunh Su Daji.
Ceritapun terus mengalir dan berkembang, di mana Rin dipertemukan kembali dengan teman-teman semasa sekolahnya dulu yang akan menjadi teman dan juga lawan dalam kehidupan Rin. Rin juga harus menerima kenyataan mana kala dirinya tidak lagi bisa terhubung dengan Sang Dewa Dendam, yang itu artinya Rin hanyalah sesosok manusia biasa. Rin terus berusaha beradaptasi dengan keterbatasan dirinya dan terus mencari berbagai kemungkinan untuk mendapatkan keinginannya.
Satu persatu Rin mulai kehilangan teman-temannya dengan cara yang amat tidak layak. Tidak cukup sampai di situ, secara perlahan, pengkhianatan demi pengkhianatan mulai tersingkap sedemikian nyata dihadapan Rin dan tentunya itu semua terasa amat menyakitkan.
Ulasan
Buku ini mengandung beberapa unsur yang menarik sekaligus menyeramkan, seperti: perang, politik, kepemimpinan, genosida, penyiksaan, pemerkosaan, persahabatan, pengkhianatan, serta tipu muslihat yang kesemuanya dikemas dalam satu buku dengan cara yang unik. Selain itu, ada unsur percintaan yang menjadi selingan juga turut memberi warna yang unik dalam buku ini.
Membaca buku ini membuat ketegangan meningkat mana kala Fang Runin atau Rin tampak akan berhasil mencapai keinginannya, yaitu membunuh Su Daji. Tapi, dalam sekejap dibuat kecewa dengan kelemahan Rin dalam mengelola emosi sehingga gagal dalam mewujudkan keinginannya. Suasana berubah menjadi begitu menggemaskan mana kala Rin lagi dan lagi jatuh ke dalam persoalan yang sama. Di sisi lain, sosok Rin menjadi begitu mengagumkan ketika dia dengan segala keterbatasan tetap berusaha dengan keras untuk mewujudkan keinginannya. Kepribadian Rin terus berkembang menjadi matang yang pada akhirnya Rin mampu mengambil keputusan sendiri dalam hidupnya. Meskipun demikian, Rin tetaplah sosok perempuan yang memiliki sisi lemah lebut seperti layaknya perempuan pada umumnya.